Minggu, 22 Maret 2015

Perkembangan Pertelekomunikasian Seluler Indonesia

Teknologi seluler di Indonesia mulai diperkenalkan pertama kali tahun 1984. Saat itu, PT Telkom Indonesia bersama PT Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakaln layanan komunikasi seluler dengan mengusung teknologi NMT-450 (menggunakan frekuensi 450 MHz) melalui pola bagi hasil.

Pada tahun 1985 teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System menggunakan frekuensi 800 MHz) dengan sistem analog mulai diperkenalkan. Selama kurun waktu 8 tahun PT Telkom Indonesia terus berbenah. Tahun 1993, memulai PT Telkom Indonesia pilot-project pengembangan teknologi generasi kedua (2G) GSM di Indonesia. Keberhasilan pilot-project mendorong pemerintah memperluas daerah layanan GSM. Pada tahun 1997, PT Telkom Indonesia memperkenalkan produk prabayar pertama yang diberi nama Simpati.

PT Telkom Indonesia memperoleh lisensi sebagai operator GSM 1800 nasional sesuai amanat Undang-Undang Telekomunikasi no 36/1999. Masih pada tahun yang sama, layanan pesan singkat atau biasa disebut SMS (Short Message Service) mulai diperkenalkan dan langsung menarik minat masyarakat saa itu. Pada 8 Oktober 2002, PT Telkom Indonesia menyajikan layanan GPRS  (General Pocket Radio Service) dan MMS (Multimedia Messaging Service) di Indonesia.

Di bawah pengawasan PT Telkom Indonesia, Flexi hadir sebagai operator CDMA pertama di Indonesia pada Desember 2002 menggunakan frekuensi 1.900 MHz dengan lisensi FWA (Fixed Wireless Acces). Yaitu sistem penomoran untuk setiap pelanggan berdasarkan kota asalnya. Pada Februari 2004, PT Telkom Indonesia meluncurkan layanan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution), dan menjadikannya sebagai operator EDGE pertama di Indonesia. EDGE sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 126 kbps (kilobit/detik) dan menjadi teknologi dengan transmisi data paling cepat yang beroperasi di Indonesia saat itu. Bahkan menurut GSM World Association, EDGE dapat menembus kecepatan hingga 473,8 kilobit/detik.

Antara tahun 2005 - 2008 terjadi kemajuan dalam pertelekomunikasian Indonesia. Layanan seluler dari 3 brand operator terbesar (Telkomsel, Indosat, dan Exelcom) telah banyak diminati oleh masyarkat Indonesia, sekitar 38 juta. Angka yang cukup kecil jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang berjumlah 220 juta jiwa kala itu.

Saat ini sistem 4G telah diperkenalkan, dimulai dengan diperkenalkannya WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) oleh pemerintah. Dengan koneksi internet yang lebih berkualitas dan jauh lebih cepat dari sebelumnya, tentunya 4G bakal banyak diminati masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin banyak. WiMAX sendiri adalah teknologi nirkabel telekomunikasi berbasis protokol internet dengan frekuensi 2.3 dan 3.3 GHz. Pada tanggal 14 November 2013, perusahaan telekomunikasi Internux meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia yaitu Bolt Super 4G LTE. Teknologi yang diterapkan adalah Time Division Duplex (TDD-LTE) pada frekuensi 2300 MHz. Bolt menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps.

Perkembangan telekomunikasi Indonesia sangat baik, dimulai dengan teknologi NMT-450 yang kala itu hanya berjalan pada frekuensi 450 MHz. Sekarang masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan 4G LTE dengan teknologi Time Division Duplex (TDD-LTE) yang dapat berjalan hingga frekuensi 2300 MHz dan 3300 MHz. Tentunya ini akan mempermudah masyarakat sekaligus pelajar yang dituntut untuk menggali informasi dari internet dapat dengan mudah dan cepat mengakses internet.

0 komentar:

Posting Komentar